SMA NEGERI 2 Wates

Jl. Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta

Smada JAYA

Roadshow Festival Pelajar 2019

Selasa, 10 September 2019 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 1367 Kali

Roadshow Festival Pelajar 2019 di SMA Negeri 2 Wates, Senin (9/9/2019), berlangsung seru. Roadshow ini bertujuan untuk memperkenalkan Festival Pelajar kepada pelajar di sekolah-sekolah di DIY. SMA Negeri 2 Wates sendiri dipandang sebagai sekolah unggulan dan memiliki banyak kontribusi untuk masa depan DIY. Oleh karena itu, SMA Negeri 2 Wates dipilih untuk menjadi satu-satunya sekolah di Kabupaten Kulon Progo yang dikunjungi oleh Festival Pelajar.

Roadshow Festival Pelajar di SMA Negeri 2 Wates diikuti oleh seluruh siswa dan guru. Acara dipandu oleh panitia Festival Pelajar yang merupakan gabungan dari OSIS di DIY. Roadshow ini diawali dengan Pembukaan, kemudian dilanjutkan Sambutan dari Ketua Panitia Roadshow, yaitu Resar Qoirullah, siswa SMA Negeri 1 Bantul. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Koor Divisi Humas Festival Pelajar 2019 dan Sambutan dari Ketua OSIS SMA Negeri 2 Wates. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Wates, Ibu Dra. Dwi Martini, M.Pd.Si juga turut memberikan sambutan. Acara inti dari Roadshow ini adalah Talkshow yang dibawakan oleh Ketua Panitia Roadshow dan Koor divisi keamanan dan perkab pada Festival Pelajar 2. Talkshow ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan yang jelas kepada seluruh siswa mengenai Festival Pelajar. Acara Roadshow juga dimeriahkan hiburan-hiburan yang dibawakan oleh siswa-siswa SMA Negeri 2 Wates. Hiburan tersebut adalah Pentas Tari Angguk, Penampilan Tari Genduk Legen, dan Karawitan.

Resar selaku Ketua Panitia Roadshow mengatakan bahwa tema Festival Pelajar ketiga ini adalah Persatuan dan Apresiasi. Resar melanjutkan bahwa Festival Pelajar mempunyai tujuan untuk melakukan Revitalisasi Kota Pelajar. Hal ini didorong oleh kondisi bahwa banyaknya institusi pendidikan yang berkualitas di Yogya pasti memiliki keunikannya tersendiri, ada yang hebat dalam berseni, berindustri, akademik, dan lain-lain. Akan tetapi, hal-hal tersebut mulai terpendam karena munculnya stigma bahwa pelajar harus pandai di bidang akademik sehingga pelajar yang memiliki keahlian lain merasa terdiskriminasi dan menyerah kemudian jatuh ke pelarian yang negatif. Adanya Festival Pelajar ini diharapkan dapat membangun kembali kepercayaan pelajar sebagai individu yang unik, berbeda, dan mampu memahami keahliannya, serta mampu belajar sesuai dengan caranya sendiri.

“Pelajar Yogya diharapkan dapat menyalurkan keahliannya melalui Festival Pelajar. Pelajar Yogya harus bisa bersatu dan mendapatkan apresiasi atas keahliannnya dengan cara mengeluarkan potensi maksimalnya. Hal ini tentu bisa mengubah stigma negatif menjadi positif. Saya percaya bahwa setiap pelajar memiliki potensinya masing-masing,” ungkap Resar.

  1. TULISAN TERKAIT