Sejarah Singkat
Kamis,
01 Nopember 2018
~ Oleh Administrator ~ Dilihat 8261 Kali
Sejarah Berdiri:
- Berdiri tanggal 9 Oktober 1982 berdasarkan SK No. 0298/O/1982
- Pergantian Kepala Sekolah
No
|
Nama |
Masa Tugas |
1 |
Drs. BUDIHARDJO |
1982-1984 |
2 |
Drs. PRASETYO |
1984-1991 |
3 |
SRI HARTINI, S.Pd. |
1991-1994 |
4 |
Drs. S.J. SUBAKIR |
1994-1999 |
5 |
TUGIRAN, S.Pd. |
1999-2005 |
6 |
Drs. H. MUDJIJONO |
2005-2015 |
7 |
Dra. YATI UTAMI PURWANINGSIH, M.Pd. |
2015-2017 |
8 |
Dra. DWI MARTINI, M.Pd.Si |
2017-2023 |
9 |
Dra. VIPTI RETNA NUGRAHENI, M.Ed. |
2023-Sekarang |
Perkembangan SMA N 2 Wates:
a. SMA Negeri 2 Wates pada tahun 1982 – 2007 sebagai sekolah sekolah tipe B dengan 12 rombongan belajar.
b. Tahun 2007 – 2009 sebagai Rintisan Sekolah Kategori B.
c. Tahun 2009 – 2012 sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.
- Menerapkan kurikulum Cambride
- Menjalin kerja sama (pertukaran pelajar ) dengan sekolah Chamsurang Upathan School-Ayutaya-Thailand
- Menjalin kerjasama dengan SMAN 1 Yogyakarta
- Program English Day
- Kursus bahasa Inggris bagi siswa kelas XI, bekerjasama dengan Global Lingua
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program RSBI adalah sebagai berikut:
Dengan terlaksananya program rintisan sekolah bertaraf internasional di SMA Negeri 2 Wates ini, diharapkan pada akhir tahun pelajaran 2011/2012 SMA Negri 2 Wates telah dapat memenuhi standar sekolah bertaraf internasional yang meliputi komponen input dan komponen proses sehingga menghasilkan output sesuai dengan standar SBI.
Rincian komponen input dan proses tersebut adalah:
1. Komponen Input meliputi :
- Kurikulum
- Guru mata pelajaran dan guru pembimbing/BK
- Kepala Sekolah
- Tenaga pendukung
- Organisasi dan administrasi
- Sarana dan prasarana
- Kesiswaan
- Pembiayaan
- Regulasi
- Hubungan masyarakat
- Kultur sekolah
2. Komponen Proses meliputi :
- Proses belajar mengajar
- Manajemen
- Kepemimpinan
Berkaitan dengan hal tersebut, secara umum tujuan pelaksanaan program dan pembiayaan R-SMA-BI SMA Negeri 2 Wates pada tahun 2012 antara lain untuk:
- Peningkatan Mutu Pembelajaran.
- Implementasi program keunggulan.
- Kemitraan dan kegiatan manajemen.
- Beasiswa bagi peserta didik yang tidak mampu.
d. Mulai tahun 2013 sebagai eks Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.
e. Tahun 2016 sebagai Sekolah Rujukan.
- Gerakan Literasi Sekolah (GLS) selama 15 menit sebelum KBM jam pertama
Program SMA Rujukan merupakan strategi pembinaan percepatan peningkatan dan perluasan mutu SMA melalui praktik baik dan inovasi pendidikan berbasis SNP sebagai rujukan mutu bagi SMA lain. Program tersebut akan dikembangkan secara bertahap sesuai dengan kondisi dan potensi sekolah dalam melakukan praktik-pratik baik dan inovasi pendidikan di sekolah. Keberhasilan penyelenggaraan praktik-pratik baik dan inovasi di sekolah tersebut, dapat menjadi bahan rujukan bagi SMA lain. Jika praktik-pratik baik dan inovasi diimplementasikan secara luas, maka kualitas pendidikan secara nasional akan meningkat, sehingga pada akhirnya, peningkatan kualitas pendidikan akan berdampak pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia secara nasional.
Direktorat Pembinaan SMA pada tahun 2015 telah melalukan pembinaan peningkatan mutu pendidikan melalui program SMA Model/Rujukan sebanyak 300 SMA di 200 kabupaten/Kota dan 34 provinsi. Menindaklanjuti program pembinaan SMA Rujukan tersebut, pada tahun anggaran 2016 Direktorat Pembinaan SMA melakukan penataan dan penambahan sasaran serta perluasan lokasi SMA Rujukan dari 300 SMA (200 kabupaten/kota dan 34 provinsi) pada tahun 2015 menjadi 614 SMA yang tersebar di seluruh kabupaten/kota dan provinsi.
Keanekaragaman program unggulan sekolah rujukan, akan memberi inspirasi sekolah lain berinovasi. Program tersebut antara lain: budaya membatik; budaya tari; budaya sopan santun; teater; film; Karya ilmiah Remaja; Olah Raga; OSN; kesuksesan UN maupun kesuksesan study lanjut. Setiap sekolah tentu memiliki keunggulan sendiri sendiri.
- Disamping program keunggulan masing -masing sekolah, ada program wajib yang dilaksanakan sekolah rujukan, yaitu : Peningkatan Mutu dan Pemenuhan SNP, yang terdiri dari : Analisis Silabus dan RPP; Pengembangan Penilaian berbasis TIK; dan Pengembangan soal HOTS ( High Order Thinking Skill); serta Program Implementasi Kebijakan Kemdikbud yang meliputi: Penumbuhan budi Pekerti; Pelaksanaan Pengembangan muatan lokal.